Monday, 16 May 2016

Cara memasang mp3 play di speaker aktiv

Speaker aktif atau pun ampli bisa dipasangi mp3 play agar bisa memainkan file mp3 dari flasdisk. Bagini caranya :
 Bahan dan peralatan

Kit Modul MP3













Converter AC to DC Minimal 5V Max. 12V
Saya pake yang 1A









Solder & Timah









Obeng
Pisau cutter
Tang potong









Jika persiapan sudah selesai, saatnya kita merakit
Disini Admin Menggunakan Speaker Aktif Merk Simbada Model CST - 6100 N

Pertama - tama pasang Converternya
Sambung kabel konverter ke kabel saklar (Tanda panah Kuning)
Jadi Saat saklar dalam Posisi On, maka Kit Modul MP3 Juga ikut On
Saat saya Tes, Kit Modul Menyala Dengan Normal


Selanjutnya pemasangan audio in. Cari Jalur yang akan di pasang ke input suara,
Lihat Gambar



Coba lihat pada gambar Port Jack yang saya tunjuk, yang merah adalah R.in dan yang Biru L.in nah kalo ground atau GND yang Kuning pada besi bulat tersebut. Lalu pasang kabel sesuai sesuai pada modul mp3 tersebut dan di solder di pcb input, contohnya seperti pada gambar di bawah.
Sekarang tinggal coba, jika tidak mengeluarkan suara atau dengung pastikan kabel ground terpasang, atau salah pemasangan. Pastikan sesuai dengan inputnya

Jika sudah selesai pemasangan audio in, terakhir merapikan modul mp3 tersebut. Untuk melubangi saya menggunakan gergaji. Dikarenakan Box Speaker menggunakan Sejenis Kayu.



 
Speaker Aktif Siap Digunakan
Nah...artikel ini yang pengen tek praktekin..tp blm nyampe modale..alamat asli blognya http://ululardiyanto.blogspot.co.id/2015/09/pasang-modul-mp3-pada-speaker-aktif.html
(jr/17 Mei 2016)

Friday, 13 May 2016

Antara Premium, Pertalite, dan Pertamax


Gambar : google

Kalau ngomongin BBM sudah pasti bakal seru. Noh liat aja di tv pada bedebat soal BBM. Mulai dari kebijakan pemerintah, Pertamina dan tentu saja harga yang mesti dibayar masyarakat untuk mendapatkan BBM. Mau gimana lagi, BBM merupakan salah satu penggerak ekonomi sehingga ketersediaan bahan pangan dan kebutuhan lain selalu tertuju pada BBM. Ketika harga BBM naik maka harga kebutuhan pokok jelas naik karena cost untuk produksi dan distribusi juga naik. Tapi ketika harga BBM turun belon temtu harga kebutuhan juga turun. Ini kan repot buat masyarakat dengan penghasilan yang pas.
Dan menuju tahun 2016 ini, BBM akan turun lagi. Yaa…mendinglah dari pada mendengar BBM mau naik lagi. Toh kalau ngisi di SPBU ya tetap sama Rp 15.000 saja…Pertalite bro..jupe x ku premium kl lg seret…wkwkwkwkwk..tp napa yang mobil-mobil keren gak yah…ngisi premium…hhhhhhh… Baru beberapa bulan c pindah pake perta bukan premium.
Sedikit berbagi info. Menurut Wikipedia, premium adalah jenis BBM yang mengandung oktan 88 yang merupakan spesifikasi terendah diantara BBM jenis lain. Sisi lemahnya, kata Wikipedia jika digunakan dalam kompresi yang tinggi akan membuat mesin mengalami knocking atau ngelitik sebab premium di dalam mesin akan terbakar dan meledak tidak sesuai dengan arah gerakan piston sehingga terjadi pengurangan tenaga dan inefisiensi. Hmmm…..begitu yah…
Masih dari wiki, Pertalite merupakan varian BBM dari pertamina yang mengandung RON 90 diatas premium yang ditambah dengan zat aditif EcoSAVE tetapi harga lebih murah dibanding pertamax. Dengan demikian, pertalite akan membuat mesih lebih halus, bersih dan irit. Sedangkan pertamax merupakan produk pertamina non subsidi dengan moto Performa Maksimal. Pertamax direkomendasikan untuk teknologi setara EFI dan kompresi 9,1-10,1. Pertamax mengandung oktan atau RON yang lebih tinggi dari Premium dan Pertalite yaitu 92 sehingga dapat bekerja dengan optimal bersama gerakan piston. Hal ini akan memaksimalkan tenaga kendaraan dan bebas dari knocking.
Silahkan pilih mau menggunakan BBM mana untuk kendaraan kesayangan kita. Lo mau prem ya sabar ngantri, ngantri prem sesame motor c gak masalah lo ada mobil jenis Ava-Xen gitu yang bikin kesel dah pke mobil msh rebutan yang subsidi. Yah mau gmn lagi sesame warga negara. Kalau mau cepet dan berkualitas ya pke perta taw pertamx.
Ngomongin SPBU jadi inget kejadian ngeselin ama pegawe e. waktu ntu awal-awal pertalite dluncurin. Kan penasaran pengn pke perta. Di SPBU sebelah yang lebih kecil sudah ada perta tetapi wkt tu di SPBU langganan yang lebih deket rumah belon ada. Waktu ngisi iseng nanya ma pegawe e perempuan. “Mba..pertalite wis ana pa urung?”  (Mba..pertalite sudah ada pa belum) Mba e njawab “Lah pada bae..pertamax sisasn bae kieh..kader kaceke sepiraha be…” (Lah..pertamax sekalian saja kan harga nya gak seberapa…) kambi jutek gt. Ngeselin bgt kan, ak sih meneng bae. Apa seperti itu standar pelayanan SPBU. Konsumen berhak mendapatkan informasi terkait dengan apa yang menjadi kebutuhannya. Kalau memang belum ada kenapa menjawabnya harus jutek gt, apa pertanyaan saya salah???
Tapi ya sudahlah mungkin tu perempuan lagi sensi entah karena apa. Tapi jika ke SPBU itu lo pas dia yang nglayanin ak pilih pindah ke stand laine males inget ky gt mungkin bagi dia yang sudah jadi pegawe SPBU bertahun-tahun gajie dah gak masalah ngisi pertamax tiap hari tp namae juga hidup kadang ada rezeki lebih ya menyempatkan untuk jupe kesayangan minume pertamax lo lg gak da ya keduax aja…hehehe.
Begitu gan..salam buat rider lintas komunitas lo lg mudik taw touring via Ajibarang Banyumas mampir saja. (jr_Des 15)

Wednesday, 11 May 2016

Telomoyo Gagal...

Sudah sangat kita kenal ungkapan yang mengatakan semua berawal dari niat, dan kita juga paham bahwa  kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, meski dalam hal ini saya tidak terlalu setuju karena selama ini jika gagal dan kita tidak pernah mencoba kembali maka kegagalan tidak akan berubah menjadi kesuksesan.
                Nampaknya benar bahwa teori lebih mudah dipelajari dari pada praktek hal ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi kami yang pada satu masa menamakan diri Fatmah Ekspedition yang harus mengalami kegagalan di petualangan pertama dan akhirnya menjadi petualangan terakhir yang diikuti anggota lengkap karena meskipun ditebus oleh satu petualangan lain oleh sebagian anggota namun tetap saja kegagalan ekspedisi pertama terasa begitu menyakitkan.
                Bermula ketika memasuki masa akhir studi yaitu menyelesaikan tugas akhir skripsi. Ditengah tekanan mental untuk segera menyelesaikan skripsi dan juga tingkah polah dosen pembimbing yang kadang nyebeli tur maregi  maka menjadi pilihan cerdas untuk sejenak refresing menyegarkan pikiran dari kepenatan rutinitas bimbingan yang pada saat itu tidak pasti untuk sampai kapan. Pilihan pun tertuju pada hiking ke Pegunungan Telomoyo yang terletak di perbatasan Magelang dan Kabupaten Semarang. 

                Persiapan pun dilakukan dengan menyusun map perjalanan serta mencari guide sebagai pendamping. Kita memutuskan untuk tidak membawa kendaraan dengan pertimbangan keamanan dan dititipkan di rumah teman di Magelang setelah menempuh perjalanan 45 menit dari Kota Jogja. Sesampainya disana, rombongan harus menyusuri jalan beraspal untuk sampai ke puncak dengan perkiraan waktu sekitar 30 menit. Karena  dianggap tidak menantang naik gunung tetapi lewat jalan aspal maka tercetuslah ide untuk memotong jalan mencari jalan sendiri melewati rimbunan pohon, semak dan ilalang. Setelah mendapat persetujuan termasuk dari guide dadakan maka kami pun mencari jalan sendiri padahal itu untuk pertama kali menapak di Telomoyo dan tentu saja beresiko. 


Dengan rasa percaya diri dan semangat kami melalui jalan setapak yang nampaknya sering digunakan penduduk sekitar. Hal ini menambah keyakinan kami untuk tetap melanjutkan perjalanan. Naik, naik dan terus mendaki sesekali beristirahat memandang sekitar yang nampak indah melihat kota dari ketinggian tidak lupa narsis untuk kenang-kenangan.

Tim semakin jauh memasuki hutan garapan berlatar pohon pinus lengkap dengan semak ilalang serta panas terik pertanda hari makin siang. Sampai saat itu, kami merasa semuanya baik-baik saja jalan setapak masih nampak jelas walau kami tidak tahu kemana jalan ini akan berakhir. Yang pasti, kami harus tetap melaju ke atas sampai ke puncak. Akhirnya tim terdepan mulai kehilangan jejak jalan dan berhadapan dengan sulur berduri serta ilalang rapat rimbun terasa perih saat mengenai kulit. Tim tidak membawa peralatan apa pun hanya jacket dan tas berisi air mineral. Kami memaksa untuk melanjutkan, ilalang itu pun kami terabas dengan hanya sepatu dan jacket melindungi badan. Injak dan terus injak hanya itu yang bisa dilakukan sampai akhirnya kami terbebas dan kembali menemukan jalan. Sebenarnya kami tidak tahu itu jalan setapak atau bukan.
Kerongkongan terasa kering, kulit terbakar matahari perih terkena alang-alang. Kemudian sampai disebuah tempat yang tinggi dimana kita dapat melihat ke segala arah nun jauh di sana Pegunungan Sindoro-Sumbing dan pemukiman penduduk nampak ramai entah daerah apa tidak begitu jelas. Tim istirahat masing-masing menatap kosong entah apa yang dipikirkan, sejenak membayangkan seandainya sekarang di costan waktunya pergi ke warung depan indomart membeli makan lauk tempe dua seharga Rp 4.000,- dan 1 ler Djarum Super disambi liat Awas ada Sule hidup terasa damai (hehe....). 

Beberapa dari kami mencoba memulai mencari jalan keluar nampaknya di depan kami adalah semak belukar liar yang mustahil kami terabas tanpa peralatan. Lainya masih terduduk terdiam menikmati sepoi-sepoi angin pegunungan memakan bekal yang tersisa karena perut sudah terasa lapar yaitu roti dan sriping (?). Kami tidak menemukan jalan keluar dari tempat itu kecuali turun. Kami kembali terdiam karena sepertinya kita tidak akan pernah sampai ke puncak. Sangat disayangkan setelah perjuangan mendaki yang tidak mudah. Mencari dan terus berusaha melewati semak belukar namun tetap sia-sia meski puncak sepertinya sudah mulai terlihat.
 
Dengan pertimbangan waktu yang semakin siang belum lagi perjalanan pulang maka dengan berat hati rombongan turun dengan tidak mencapai puncak. Sangat kecewa, padahal jika melewati jalan beraspal pasti hasilnya akan berbeda. Rombongan pun turun gunung membawa perasaan dongkol meskipun menyetujui untuk segera pulang. Seperti biasa perjalanan pulang terasa lebih cepat dan anehnya kami selalu menemukan jalan setapak sehingga kami cepat sampai di jalan beraspal untuk kembali pulang. Kami dalam hati tertawa ada jalan mudah namun kami pilih tidak menggunakanya. Namun bagi kami petualangan ini akan menjadi kenangan tak terlupakan kebersamaan yang mungkin tidak akan terulang kembali mengingat dalam beberapa bulan setelahnya, kami dinyatakan lulus dan menempuh jalan masing-masing. Salam untuk semua dari Fatmah Ekspedition.(jr/march2012).