Banjaranyar_2017. Sobat fam, kali ini saya akan share tentang kisah Nabi Muhammad SAW dan Bukhaira. Ini berkaitan dengan kegiatan lomba Mapsi tahun 2017 yang akan diselenggarakan kurang dari sebulan lagi. Cabang lomba yang akan diikuti adalah Cipta Cerita Islami. Kami akan menampilkan tentang peristiwa bertemunya rombongan atau kafilan Abu Thalib dengan Bukhaira dalam perjalanan ke Negeri Syam. Dimana dalam rombongan tersebut terdapat Nabi Muhammad SAW saat masih usia 12 tahun. Berikut teks lengkapnya kami sadur dari video Syeh Ali Jaber di youtube. Naskah dapat disesuaikan dengan gaya bercerita anak. Berikut naskah awal yang akan kami gunakan.
KISAH NABI MUHAMMAD SAW DAN PENDETA
BUKHAIRA
Assalamualaikum Wr Wb
Dewan juri yang terhormat, bapak ibu guru serta teman-teman semua
perkenalkan saya … … dari SDN Banjaranyar. Kali ini saya akan bercerita tentang
kisah Nabi Muhammad SAW dan Pendeta Bukhaira.
Nabi Muhammad SAW saat berusia 12 tahun mengikuti pamannya Abu Thalib
untuk berdagang ke Negeri As Syam atau yang sekarang dikenal dengan Negara
Suriah. Dalam perjalanan kafilah Abu Thalib bertemu dengan seorang dari agama
nasrani bernama Bukhaira. Nah… kalian tahu siapa Bukhaira? Ia adalah seorang
ahli kitab yang mengerti dan memahami tanda-tanda kenabian dari kitab injil dan
taurat. Ia memahami bahwa saat sekarang adalah masa kedatangan seorang nabi
dari kalangan Arab. Beliau seorang yang masih mempertahankan ibadah dan
tauhidnya kepada Alloh SWT. Dia tidak termasuk orang-orang Nashara yang hanya
mengerti tiada Tuhan selain Alloh dan Nabi Isa yang mereka ikuti hanya seorang nabi
bukan anak Tuhan.
Dalam keseharian beliau selama ini tidak memperdulikan para kafilah yang
datang dan pergi untuk berniaga. Tapi kali ini beliau malah menyambut rombongan
kafilan Abu Thalib bersama Muhammad SAW. Apa yang menarik dari rombongan ini? Bukan,
bukan karena harta benda juga bukan karena sudah saling mengenal namun karena
ada peristiwa yang menarik, sangat menarik dan takjub. Beliau secara tidak
sengaja melihat dan memperhatikan selama rombongan ini berjalan awan selalu
mengikuti kemanapun mereka pergi untuk melindungi dari panas matahari. Belum
pernah ia melihat peristiwa alam seperti itu.
Karena rasa takjub dan penasaran yang sangat, Bukhaira mengundang rombongan
Abu Thalib masuk rumahnya dan menawarkan makanan. Ketika mereka masuk Bukhaira
bertanya “Dimana pemuda yang bersama kalian tadi?” mereka menjawab “Dia diluar
menjaga barang bawaan kami” Bukhaira kemudian menjemput pemuda tersebut untuk ikut
masuk dan makan bersama. Bukhaira terus memandangi Muhammad SAW sampai beliau
merasa takut. Dalam benak Bukhaira, ada apa dengan anak ini mengapa sampai awan
terus melindungi ia dari sengat panas matahari bahkan ranting pohon pun ikut
merunduk meneduhkan mereka. Dan ia masih terus menatap memperhatikan dengan
cermat dan menemukan tanda kenabian di punggung pemuda Muhammad SAW seperti
yang dijelaskan dalam kitab-kitab suci terdahulu.
Akhirnya Bukhaira kemudian bertanya kepada Abu Thalib “Siapa anak
tersebut?” “Ia anak ku” jawab Abu Thalib. Bukhaira menjawab dengan tegas “tidak
mungkin anak mu, ia seharusnya sudah tidak mempunyai ayah” Abu Thalib kaget
mendengar ucapan Bukhaira, bagaimana ia bisa tahu tentang kemenakannya
tersebut. Lantas Abu Thalib membenarkan “Iya benar…dia bukan anak ku…ia
keponakan ku..aku pamannya”
Bukhaira kemudian menceritakan hal penting kepada Abu Thalib “Ini harus
segera dibawa pulang… karena ini adalah orang-orang yang kita tunggu-tunggu.
Aku khawatir jika kalian mempertahankan dan terus sampai ke Syam orang Yahudi
sudah tahu ini nabi dan rosul yang akan datang mereka bisa membunuh dan
menyakiti Nabi Muhammad SAW, segera lari segera kembali ke Mekkah selamatkan
dari mata-mata orang Yahudi” segera Abu Thalib dan rombongan kembali pulang ke
Mekkah.
Dewan juri, bapak ibu guru serta teman-teman semua, Itulah peristiwa luar
biasa bagaimana Alloh melindungi Rosululloh SAW bersama pamannya Abu Thalib
sehingga mereka selamat kembali ke Mekkah. Muhammad SAW tumbuh menjadi pemuda
yang sehat dan fisik yang kuat. Kepribadianya pun terpuji sebagai pemuda yang
jujur bergelar Al Amin atau yang dipercaya. Hal ini tidak lepas dari
pekerjaannya menjadi penggembala domba dimana pekerjaan tersebut menuntut
kejujuran dan keuletan. Peristiwa ini juga membuktikan bahwa kenabian Muhammad
SAW memang telah termuat dalam kitab-kitab terdahulu dijelaskan dalam Al Quran
surat Ass Shaff ayat 6 yang artinya “………. ‘Hai Bani Israel, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu
Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan
datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)’”.
وَما
أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
Artinya :
‘Kami tidak mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh semesta alam’ (QS Al Anbiya: 107)
Sekian
Wassalamualaikum Wr Wb
No comments:
Post a Comment