Wednesday, 29 March 2017

Kisah Nabi Muhammad SAW dan Bukhaira

Banjaranyar_2017. Sobat fam, kali ini saya akan share tentang kisah Nabi Muhammad SAW dan Bukhaira. Ini berkaitan dengan kegiatan lomba Mapsi tahun 2017 yang akan diselenggarakan kurang dari sebulan lagi. Cabang lomba yang akan diikuti adalah Cipta Cerita Islami. Kami akan menampilkan tentang peristiwa bertemunya rombongan atau kafilan Abu Thalib dengan Bukhaira dalam perjalanan ke Negeri Syam. Dimana dalam rombongan tersebut terdapat Nabi Muhammad SAW saat masih usia 12 tahun. Berikut teks lengkapnya kami sadur dari video Syeh Ali Jaber di youtube. Naskah dapat disesuaikan dengan gaya bercerita anak. Berikut naskah awal yang akan kami gunakan.
KISAH NABI MUHAMMAD SAW DAN PENDETA BUKHAIRA
Assalamualaikum Wr Wb
Dewan juri yang terhormat, bapak ibu guru serta teman-teman semua perkenalkan saya … … dari SDN Banjaranyar. Kali ini saya akan bercerita tentang kisah Nabi Muhammad SAW dan Pendeta Bukhaira.
Nabi Muhammad SAW saat berusia 12 tahun mengikuti pamannya Abu Thalib untuk berdagang ke Negeri As Syam atau yang sekarang dikenal dengan Negara Suriah. Dalam perjalanan kafilah Abu Thalib bertemu dengan seorang dari agama nasrani bernama Bukhaira. Nah… kalian tahu siapa Bukhaira? Ia adalah seorang ahli kitab yang mengerti dan memahami tanda-tanda kenabian dari kitab injil dan taurat. Ia memahami bahwa saat sekarang adalah masa kedatangan seorang nabi dari kalangan Arab. Beliau seorang yang masih mempertahankan ibadah dan tauhidnya kepada Alloh SWT. Dia tidak termasuk orang-orang Nashara yang hanya mengerti tiada Tuhan selain Alloh dan Nabi Isa yang mereka ikuti hanya seorang nabi bukan anak Tuhan.
Dalam keseharian beliau selama ini tidak memperdulikan para kafilah yang datang dan pergi untuk berniaga. Tapi kali ini beliau malah menyambut rombongan kafilan Abu Thalib bersama Muhammad SAW. Apa yang menarik dari rombongan ini? Bukan, bukan karena harta benda juga bukan karena sudah saling mengenal namun karena ada peristiwa yang menarik, sangat menarik dan takjub. Beliau secara tidak sengaja melihat dan memperhatikan selama rombongan ini berjalan awan selalu mengikuti kemanapun mereka pergi untuk melindungi dari panas matahari. Belum pernah ia melihat peristiwa alam seperti itu.
Karena rasa takjub dan penasaran yang sangat, Bukhaira mengundang rombongan Abu Thalib masuk rumahnya dan menawarkan makanan. Ketika mereka masuk Bukhaira bertanya “Dimana pemuda yang bersama kalian tadi?” mereka menjawab “Dia diluar menjaga barang bawaan kami” Bukhaira kemudian menjemput pemuda tersebut untuk ikut masuk dan makan bersama. Bukhaira terus memandangi Muhammad SAW sampai beliau merasa takut. Dalam benak Bukhaira, ada apa dengan anak ini mengapa sampai awan terus melindungi ia dari sengat panas matahari bahkan ranting pohon pun ikut merunduk meneduhkan mereka. Dan ia masih terus menatap memperhatikan dengan cermat dan menemukan tanda kenabian di punggung pemuda Muhammad SAW seperti yang dijelaskan dalam kitab-kitab suci terdahulu.
Akhirnya Bukhaira kemudian bertanya kepada Abu Thalib “Siapa anak tersebut?” “Ia anak ku” jawab Abu Thalib. Bukhaira menjawab dengan tegas “tidak mungkin anak mu, ia seharusnya sudah tidak mempunyai ayah” Abu Thalib kaget mendengar ucapan Bukhaira, bagaimana ia bisa tahu tentang kemenakannya tersebut. Lantas Abu Thalib membenarkan “Iya benar…dia bukan anak ku…ia keponakan ku..aku pamannya”
Bukhaira kemudian menceritakan hal penting kepada Abu Thalib “Ini harus segera dibawa pulang… karena ini adalah orang-orang yang kita tunggu-tunggu. Aku khawatir jika kalian mempertahankan dan terus sampai ke Syam orang Yahudi sudah tahu ini nabi dan rosul yang akan datang mereka bisa membunuh dan menyakiti Nabi Muhammad SAW, segera lari segera kembali ke Mekkah selamatkan dari mata-mata orang Yahudi” segera Abu Thalib dan rombongan kembali pulang ke Mekkah.
Dewan juri, bapak ibu guru serta teman-teman semua, Itulah peristiwa luar biasa bagaimana Alloh melindungi Rosululloh SAW bersama pamannya Abu Thalib sehingga mereka selamat kembali ke Mekkah. Muhammad SAW tumbuh menjadi pemuda yang sehat dan fisik yang kuat. Kepribadianya pun terpuji sebagai pemuda yang jujur bergelar Al Amin atau yang dipercaya. Hal ini tidak lepas dari pekerjaannya menjadi penggembala domba dimana pekerjaan tersebut menuntut kejujuran dan keuletan. Peristiwa ini juga membuktikan bahwa kenabian Muhammad SAW memang telah termuat dalam kitab-kitab terdahulu dijelaskan dalam Al Quran surat Ass Shaff ayat 6 yang artinya “………. ‘Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)’”.
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
Artinya : ‘Kami tidak mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh semesta alam’ (QS Al Anbiya: 107)
Sekian

Wassalamualaikum Wr Wb

No comments:

Post a Comment