Friday, 27 November 2015

Puisi untuk guru ku

  

Hari guru, tanggal 25 November kemarin. Bagi kami para pendidik merupakan moment untuk menilai diri baik pribadi atau pun tentang pembelajaran di kelas. Diri pribadi guru merupakan contoh bagi siswa. Sehingga menjadi keharusan menjadi pribadi yang menyenangkan dan menginspirasi. Kepada pemerintah harusnya mempu memberikan perhatian lebih bagi kami yang honoren non kategori untuk mendapatkan kesejahteraan. Tentu kami akan terus belajar dan memperbaiki diri untuk pendidikan di Indonesia. 
Dan kemarin dapat puisi dari anak-anak kami, kelas 3 SD. Terimakasih anak-anak ku..pak guru harap kalian menjadi genersi terbaik di negeri ini. (jr_nov 15) 

Tuesday, 24 November 2015

Menghitung Pajak PPN dan PPH


Pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah kepada para wajib pajak. Para wajib pajak terdiri dari individu, badan pemerintah juga badan usaha. Penerimaan pajak akan digunakan untuk pembangunan fasilitas umum yang juga masuk penerimaan negara dalam APBN. Meskipun jadi teringat kasus Kang Gayus yang tajir gara-gara menggelapkan pajak. Tapi kita positif thinking saja, semoga tidak ada Gayus-Gayus lain.
Nah kali ini saya hanya akan berbagi cerita sedikit tentang bagaimana menghitung pajak PPN dan PPh pasal 22. Hal ini secara kebetulan menjadi salah satu pengelola BOS dan juga DAK tahun 2015 ini di sekolah. Dalam petunjuk teknis pengelolaan BOS dijelaskan tentang kewajiban memungut pajak untuk beberapa transaksi misalnya belanja modal dengan nilai lebih dari Rp 1.000.000,00.
Untuk menghitung kedua pajak tersebut, kita harus menentukan DPP terlebih dahulu. DPP adalah Dasar Pengenaan Pajak. Penghitungan DPP dari nilai transaksi sedangkan penghitungan PPN dan PPh pasal 22 dari nilai DPP. Rumus lengkapnya berikut:
1.      Cara menghitung DPP
DPP = 100/110 x harga barang
Contohnya, jika kita belanja modal sebesar Rp 5.000.000, maka DPP nya adalah
100/110 x 5.000.000 = 4.545.455, nilai disamping adalah DPP
2.      Cara menghitung PPN
Seperti dijelaskan di atas bahwa menghitung PPN adalah dari 10% dari DPP, maka:
10/100 x 4.545.455 = 454.545
3.      Cara menghitung PPh pasal 22
Dan untuk PPh pasal 22 adalah:
1,5/100 x 4.545.455 = 68.182
Namun kadang ada beberapa toko/rekanan yang menghitungya berbeda. Entah karena tidak tahu atau kenapa. Lebih baik, jika toko/rekanan mempunyai NPWP dan bersedia membayar pajak, maka memudahkan kita sehingga tinggal meminta bukti setoran pajak. Namun jika tidak mempunyai NPWP maka kita atau sekolah yang harus membayarnya dengan meminta biaya pajak kepada penjual.
Demikian sekiranya bermanfaat share, komentar dan saran monggoh. (jr_nov 15)


Sunday, 22 November 2015

Resep Membuat Pisang Coklat (Piscok) Rumahan

Piscok/foto google
Piscok atau pisang coklat ternyata mudah membuatnya. Makanan ini enak dan pas dinikmati bareng keluarga sambil mritil brambang juga boleh..hehehe… Di kantin atau warung-warung sekolah biasa dijual Rp 1000 - Rp 1.500 per 1 buah. Lumayan kan bisa buat jualan menambah pemasukan. Piscok juga bisa dihidangkan saat arisan, pertemuan keluarga, pengajian atau tahlilan bahkan untuk medang bapak/ibu guru di sekolah juga enak.
Langsung aja, siapkan bahan-bahan dan mulai memasak…
Bahan-bahan:
5 buah pisang kepok matang
10 lembar kulit lumpia siap pakai
Coklat meises secukupnya
Minyak goreng secukupnya.
Cara membuat:
- Kupas pisang dan potong menjadi dua bagian
- Siapkan satu lembar kulit lumpia, letakan pisang yang telah di potong d atas kulit lumpia
- taburi dengan coklat meises secukupnya
- kemudian gulung menjadi sampai semua bagian pisang tertutup rapat
- goreng dalam minyak panas ( api sedang agar bagian dalam pisang matang merata)
- setelah berwarna kuning keemasan, angkat, tiriskan.
- piscok matang siap di hidangkan. J (Nov/15)

Thursday, 19 November 2015

Bis Mania ; Efisiensi Purwokerto - Jogja



            Pernah lihat bis ini ? Kalau gak walahhh…coba ke terminal Purwokerto pasti ada kecuali lagi di jalan, hehe….awalnya bis dengan nama keren Efisiensi a.k.a Efi, melayani rute Cilacap – Yogyakarta kemudian meluaskan jaringan yaitu melayani Purwokerto – Yogyakarta. Menurut saya, rute Pwt-Jogja malah lebih ramai. Karena banyak mahasiswa dari sekitar purwokerto yang kuliah di Jogja. Kebetulan saya juga sempet kuliah disana dan menjadi salah satu penumpang pelopor Efisiensi. Saat itu kebetulan sedang dalam perjalanan naik bis eko ke Jogja habis mudik dan disalah satu lampu merah sempet bersebelahan. Akhirnya melihat kok kaya nyaman banget gitu kan. Bis keren, nyaman ber AC, tidak ada pedagang dan pengamen. Tapi saat itu belum ada trayek Pwt-Jogja. Jadi hanya membayangkan saja. Eh beberapa bulan atau hari waktu edisi mudik lagi sudah melayani jurusan Pwt-Jogja terlihat dari tulisan di kaca depan bis. Langsung saja saya stop dan naik dari Dongkelan Jogja. Wehh…seperti mimpi yang jadi kenyataan..hehehe…memang sih saya dari kecil suka sekali melihat bis-bis keren dan besar.
Waktu itu, tarifnya masih Rp 35.000, plus soft drink murah kan? Menurut saya sih sebanding dengan fasilitas dan kenyamanan.  Paling suka duduknya di belakang sendiri lebih tinggi dan pandangan jauh ke depan, walaupun harus berjibaku kesundul-sundul sampe kejedot atap jika melewati tanggul. Pada hari-hari biasa penumpang ya biasa saja. Tapi pas musim libur sekolah/kuliah siap-siap saja berebut tempat duduk apalagi di terminal. Meskipun ramai pihak bis tetap mengangkut penumpang sesuai jumlah tempat duduk. Tapi pernah lho, saking ramainya dan banyak penumpang dijalan pihak bis sampai menggunakan kursi plastik ditengah itu pun karena permintaan dan memaksa kondektur bis karena tidak ada angkutan lagi pas lagi mudik lebaran.
Pernah lho naik efi ke Jogja tetapi lewat jalur alternatif yaitu Petanahan. Jand kan ora biasane apa ngindari polisi apa kepriwe sampai hari ini belum terjawab..heheh…trus kondekturnya pada suatu hari pernah cerita jika mereka sistemnya sewa. Waktu itu, sewa bis per hari adalah Rp 2.000.000, jadi jika dalam sehari mereka dapat melebihi maka untung tapai jika pas atau kurang mereka akan merugi. Dengernya sih kaya gitu.
Sampai masa akhir kuliah karena beralih ke motor mengingat kegiatan KKN dan skripsi tarif terakhir yang saya nikmati adalah Rp 40.000, plus softdrink. Semoga bis efi tetap melayani penumpang dengan baik. Salam bis mania!!! (Nov 2015).